Minggu, 13 Juni 2010

Saatnya yang Muda Berbicara

Dalam sebuah pidatonya yang cukup fenomenal dan direkam oleh tinta sejarah perjuangan bangsa Indonesia Bung Karno sang Tokoh Proklamator RI pernah mengatakan “ Bawakan saya sepuluh orang pemuda niscaya saya akan mampu menggoncangkan dunia “
Munculnya harapan terkait tokoh muda untuk memegang tongkat kepemimpinan tidak terlepas dari adanya isu pembahuruan. Sepertinya masyarakat sudah jenuh dengan figure lama (status quo). Mereka merasa pergantian pemimpin dari tahun ke tahun sudah jumud dan membosankan, mereka butuh penyegaran. Kejenuhan ini memutar orentasi kepercayaan mereka untuk mencoba mencari pemimpin alternative. Disaat yang tepat munculah tokoh muda yang enerjik yang akhirnya menjadi tempat berlabuh harapan dan mimpi besar akan perubahan. Pemimpin muda yang enerjik tidak akan pernah muncul tanpa adanya ruang dan kesempatan yang panjang yang diberikan kepada tokoh muda.
Banyak wacana yang mempertanyakan kepemimpinan generasi muda terkait kemampuan mereka. Argumentasi yang sering dipakai adalah kalau figur lama saja belum mampu menyelesaikan masalah yang pelik apalagi mereka yang masih miskin pengalaman dan baru saja menjadi pemimpin. Namun demikian tidaklah arif, sekiranya wacana itu justru berputar lebih kencang, dari pada pemberian kesempatan dan dukungan pada generasi muda itu sendiri untuk membangun dan memimpin. Pemberian kesempatan adalah solusi yang tepat dan patut dilakukan sebagai upaya bersama membangun motivasi tokoh muda, untuk berkarya dari pada debat kusir masalah kemampuan yang tak lebih justru malah menjatuhkan mental dan menteror generasi muda secara psikologis.
Kesadaran akan perlunya daerah dan bangsa ini mulai percaya dan memberi kesempatan tokoh muda untuk memimpin harus mulai dibangun. Pemuda harus diberikan kesempatan dalam merealisasikan idealismenya terhadap perbaikan lingkungan strategis yang melingkupinya. Dan disinilah peran nyata tokoh muda sebagai agen perubahan social. Selama yang ini terjadi adalah munculnya psimisme pada tataran elit lama akan kemampuan kepemimipinan muda. Jadi, persoalanya bukan pada masalah kemampuan dan keunggulan dari tokoh muda untuk memimpin. Namun, lebih dari pada tidak diberikannya pilihan yang luas kepada public secara konsisten untuk memilih tokoh muda sebagai pemimpin. Untuk menjawab teka-teki dari generasi status quo, pemuda harus mampu memberikan jawaban empiris intellectual secara rill. Pemuda harus mampu menjadi dinamiator di tengah masyarakat dan menjadi motivator bago orang-orang disekitarnya

Oleh : Sumardi, S.Pd
Ketua Bidang Dakwah dan Kaderisasi
DPD PKS Manggarai Barat

Yang diharapkan dari Pemimpin Terpilih MABAR

Proses pemilu Kada Manggarai Barat sudah usai, siapapun yang terpilih dialah pemimpin kita, pemimpin yang dikehendaki rakyat melalui proses yang cukup demokratis. Ditanganyalah tumpahan harapan rakyat, di pudaknyalah amanah rakyat di emban. Rakyat tentu tidak berharap banyak, rakyat tidak mempunyai cita-cita yang amat muluk, hanya satu kata yang terus menggema dalam lerung batin rakyat adanya perubahan dalam hidup mereka. Perubahan yang di harapkan adalah adanya perubahan kebijakan (pro rakyat) yang berpihak kepada kepentingan mereka, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus jauh lebih baik dari hari ini. Rakyat tentu berharap bahwa pemimpin yang terpilih hendaknya menjadi inspirator keteladanan bagi yang di pimpinnya. Keterpaduan antara nilai-nilai luhur keagamaan dan profesionalisme harus menjadi ruh kepemimipinnya. Dia harus mampu melawan nafsu keserakahan. Ada begitu banyak pemimpin yang kalah dan bahkan gagal dalam melawan nafsu keserakahannya, sehingga akibatnya mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu sesuai dengan kehendak nafsunya. Praktek KKN merupakan salah satu contoh nafsu keserakahan kekuasaan. Dia harus tahu dan sadar bahwa pemimpin adalah melayani bukan di layani. Mental pejabat yang selalu di layani harus segera berakhir, sudah saatnya pemimpin harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada rakyatnya. Karena rakyatnyalah yang telah menghantarnya menjadi pemimpin.
Oleh : Sumardi
Ketua Bidang Dakwah dan Kaderisasi
DPD PKS Manggarai Barat

Mencari Pemimpin Manggarai Barat Yang Visioner

Ibarat adu lari, Manggarai Barat sudah kalah sejak pistol star diletuskan. Teknik berlari yang sudah kuno, membuat “pelari” Manggarai Barat tertinggal jauh di lintasan. Untuk mengejar ketertinggalan, “pelari” Manggarai Barat memerlukan teknik baru agar dapat berlari tiga kali lebih cepat. Teknik baru dalam berlari, hanya mungkin lahir jika Manggarai Barat memiliki pemimpin yang visioner. Seperti apa pemimpin visioner itu? Bung Hatta yang direkam oleh tinta Sejarah kilas tapak perjuangannya, pernah mengemukakan syarat seorang pemimpin visinoner dalam satu kalimat yang lugas namun memiliki sejuta makna yang mendalam yaitu: iman yang teguh, watak yang kukuh dan urat saraf yang kuat.

disamping itu pemimpin visioner adalah pemimpin yang mempunyai komitmen kerja cepat, kerja cerdas dan yang tak kalah penting adalah kerja tuntas serta bekerja cepat seperti mata. Ia bukan sekadar mata yang bergerak secara acak, melainkan harus menjadi mata yang jeli melihat sesuatu yang belum terlihat atau bahkan sama sekali tidak terlihat rakyatnya. Bukan itu saja, ia pun sanggup menyakinkan dan mengajak rakyatnya untuk memperjuangkan pandangan masa depannya dengan penuh optimisme

Untuk menjadi pemimpin bermata jeli, seorang pemimpin harus berkarakter, punya kredibilitas, menjadi inspirasi keteladanan dan mampu menumbuhkan harapan. Mari kita elaborasi serba sedikit soal ini. Pertama, berkarakter. Pemimpin berkarakter sudah barang tentu bukan sosok karbitan atau yang hanya mengandalkan pengalaman jabatan, jam terbang politik, dan deretan panjang aktivitas kemasyarakatan, tanpa catatan prestasi yang jelas dalam semua kiprahnya itu.Pemimpin berkarakter adalah pemimpin yang mampu membuat skenario masa depan bagi rakyat dan memperjuangkan skenario itu dengan melakukan perubahan mendasar dalam pemerintahan dan masyarakatnya dengan bertopang pada nilai-nilai masyarakatnya sendiri.

Kedua, kredibilitas. Ini menyangkut komitmen, integritas, kejujuran, konsistensi dan keberanian seorang pemimpin untuk bertanggung jawab atas pilihannya. Bukan jenis pemimpin dengan mental “tempe”, selalu ragu-ragu dan serba lambat mengambil keputusan diantara sekian banyak pilihan yang memang mustahil sempurna. Pemimpin yang kredibilitasnya mumpuni, sejak semula berkuasa siap mempertanggungjawabkan kegagalan tanpa mencari kambing belang. Ia lebih suka mencari apa yang keliru untuk diperbaiki ketimbang mencari siapa yang patut disalahkan. Kredibilitas juga mengandung pengertian adanya ketenangan batin seorang pemimpin untuk memberikan reaksi yang tepat terutama dalam kedaaan kritis. Selain tentu, saja kredibilitas juga menyangkut aspek kecakapan dan ketrampilan tehnis memimpin.

Ketiga, inspirasi keteladanan. Boleh jadi ini aspek kepemimpinan yang terpenting dan sekaligus teramat sulit untuk kita temukan kini. Banyak pemimpin di negeri ini yang gagal menjadi sumber inspirasi keteladanan. Mereka tidak sanggup berdiri di barisan terdepan dalam memberi teladan dari dirinya dan lingkungan kekuasaannya yang terdekatnya. Pemimpin yang inspiratif, semestinya sanggup secara otentik menunjukkan ketulusan satunya ucapan dengan tindakan, satunya seruan dengan pelaksanaan, satunya tekad dengan perbuatan.
Keempat, menumbuhkan harapan. Kita tahu tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah kini begitu rendah. Pemerintah seperti bebek lumpuh yang kehilangan daya. Alih-alih mampu menggugah dan mengerakkan rakyatnya, bahkan niat baik pemerintah pun acapkali disalahpahami oleh rakyatnya sendiri. Pemimpin yang memberi harapan adalah pemimpin mampu menjadikan harapan rakyatnya sebagai roh kepemimpinannya. Tidak sebaliknya, secara egois menjadikan harapannya seolah-olah sebagai harapan rakyatnya. Ada adigium yang menyangkut soal ini: “Kebijakan dan tindakan seorang pemimpin atas rakyat yang dipimpin, haruslah terkait langsung dengan kesejahteraan mereka. Jelaslah sudah, seorang pemimpin yang melalaikan kewajibannya mensejahterakan rakyatnya teramat dicela, sebab ia gagal menumbuhkan harapan bagi rakyatnya.

Titik sentral perubahan di Manggarai Barat ada pada kepemimpinan. Carut-marut keadaan ini kian tidak menentu ujung-pangkalnya lantaran daerah ini sedang landa tsunami krisis kepemimpinan. Kita tidak pernah kekurangan penguasa. Buktinya, setiap musim pemilihan tiba, stok calon penguasa berlimpah adanya. Tetapi kita jelas sedang dihantam paceklik panjang kepemimpinan. Apa buah dari paceklik ini? Taruhan terbesarnya ada pada kesinambungan pembangunan. Selama ini, kegagalan kita membangun bukan karena kita gagal membangun, tetapi lebih karena kita gagal mempertahankan kesinambungan pembangunan.

Para penguasa yang datang silih berganti, seperti tidak punya benang merah yang mempertautkan mereka. Inilah buah dari cara penguasa mengelola pembangunan yang hampir sepenuhnya memaknainya sebagai struggle for power belaka. Pembangunan katanya, adalah urusan politik lima tahunan masa berkuasa. Pandangannya sebagai penguasa begitu terbatas karena sekat politik yang ia buat sendiri. Cara pandang yang terlalu politik dalam melihat pembangunan jelas berdampak destruktif. Pertama, membuat banyak penguasa berfikir dengan cara apapun ia harus kembali berkuasa. Kedua, penguasa baru biasanya akan menumbang-rubuhkan bangunan yang diwariskannya dari penguasa lama. Apa yang sudah baik tidak dilanjutkan. Apa yang buruk, tidak jadi pelajaran. Di sini ada semangat tumpas kelor yang mematikan kesinambungan pembangunan.

Dalam konteks pemimpin yang visioner, jelas cara pandang mengelola pembangunan harus diubah. Pembangunan harus dimaknai sebagai isu manajemen. Yakni, bagaimana seorang pemimpin melakukan proses pembanguan yang berkeadilan dan berkesinambungan. Apapun alasannya, siapapun yang memerintah dan apapun tantangannya, isu utama seorang pemimpin bukan lagi struggle for power, melainkan bagaimana ia mengoptimalkan aset yang ada untuk menciptakan kesinambunagn kemajuan. Ini penting sekali, agar arah pembangunan dalam skala apapun tidak kehilangan visinya. Pemimpin yang visioner tidak boleh membuat rakyatnya galau, gelisah, lalu bertanya-tanya dengan hati gundah: mau dibawa kemana gerangan kami ini?

Mengapa kita perlu pemimpin yang visioner? Pemimpin yang mengelola pembangunan sebagai proses pembentukan nilai yang berkeadilan dan berkesinambungan, bukan hanya sekadar berkuasa untuk lima tahunan? Sederhana saja jawabannya, tanpa semua itu pemimpin akan gagal mengajak rakyatnya untuk bergerak untuk mengatasi carut-marut keadaan. Rakyat yang enggan diajak bergerak menjemput perubahan adalah pertanda gagalnya kepemimpinan. Di sana tidak muncul pemimpin berkarakter kuat, punya kredibilitas terjaga, sanggup menjadi inspirasi keteladanan dan mampu menumbuhkan harapan.

Dalam carut marut keadaan kita terus bermimpi datangnya pemimpin yang membawa perubahan. Tetapi apa boleh buat yang ada baru sekadar pemimpin yang pandai menjual mimpi-mimpi politik serta lihai dalam mencari simpati rakyat. Kita belum menenmukan pemimpin yang punya kerendahan hati, seperti Abu Bakar yang berkata menjelang pelantikan dirinya sebagai Pemimpin, Saya bukanlah yang terbaik di antara kalian, maka jika kalian ketahui saya benar, bantulah saya. Dan jika kalian ketahui saya menyeleweng, luruskan saya.

Oleh : Sumardi, S.Pd
Ketua Bidang Dakwah dan Kaderisasi
DPD PKS Manggarai Barat

Harapan Umat Islam NTT

Kepala Ibrahim Baharu tertunduk, dari pelupuk matanya nampak terlihat jelas bulir-bulir air matanya membasahi pipinya yang sudah mulai keriput. Tidak hanya pipinya yang di basahi air mata, tikar tempatnya dudukpun di tetesi air mata. “Tolonglah kami pak, ajarilah kami agama. Kami tidak memiliki masjid untuk shalat dan mengaji, anak cucu kami sudah banyak yang keluar dari Islam, anak-anak kami sudah banyak yang putus sekolah,” ungkapnya.

Inilah yang terjadi di Desa Golo Ronggot, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur, ketika kami mengunjungi daerah tersebut. Suatu kondisi yang sangat menyedihkan dan tak terbantahkan adanya. Kini, umat Islam di Datak Desa Golo Ronggot di hadapkan dengan ancaman pemurtadan. Ini terbukti dalam satu kepala keluarga (KK) terdapat dua atau tiga orang yang sudah keluar dari Islam. Tidak adanya pembinaan keagamaan merupakan faktor utama membuat mereka jauh dari ajaran Islam, di samping gencarnya upaya Kristenisasi yang dilakukan oleh para misionaris.

Subhanallah, terpancar dari wajah mereka semangat yang membara untuk mempelajari Islam. Tentu, semangat ini akan pudar manakala kita tidak menjemputnya. Sekarang umat Islam di Datak, Desa Golo Ronggot, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat – NTT yang masih berdiri di atas landasan tauhid yang benar hanya lima kepala keluarga 19 jiwa. Itupun sudah tua renta. Jumlah ini tentu sangat jauh berbeda bila di bandingkan puluhan tahun yang lalu berjumlah ratusan KK.

Menyadari kondisi umat Islam di Datak, Desa Golo Ronggot tersebut. Marilah kita menggerakkan hati guna meringankan beban mereka dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki untuk meringankan beban mereka serta menyelamatkan mereka dari ancaman permurtadan yang terus di lakukan oleh para misionaris.

Untuk menunjang pembinaan keagamaan di daerah tersebut, kini sedang dibangun masjid yang cukup sederhana berukuran 5 x 6 m, sebagai pusat pembinaan umat. Yang pasti saat ini mereka butuh al Qur’an dan Iqro’ untuk belajar mengaji, mereka butuh sajadah dan mukenah untuk shalat serta bantuan untuk mempercepat proses pembangunan masjid tersebut. Di samping itu, mereka juga butuh bantuan untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka, generasi penerus dakwah di daerah tersebut. Dan kami masih kesulitan untuk mencari donatur tetap untuk membiayai pendidikan anak-anak di Datak, Desa Golo Ronggot, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat NTT.

Oleh : Sumardi, S.Pd'
Ketua Bidang Dakwah dan Kaderisasi
DPD PKS Manggarai Barat

Pelarangan Jilbab di SMK Negeri 1 Komodo

Sebagai seorang muslimah yang taat pada ajaran agamanya, tentu menutup aurat dengan memakai jilbab adalah sebuah kewajiban. Namun ternyata pelanggaran terhadap UUD 1945 pasal 29 tentang kebebasan menjalankan agama seperti kembali terjadi di SMKN 1 Komodo Labuan Bajo, Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat,Nusa Tenggara Timur.
Peristiwa tersebut berawal dari pernyataan Florensius Sudirman Kepala sekolah SMKN 1 Komodo Labuan Bajo kepada salah seorang siswa Muslimah tentang tidak diperbolehkannya memakai jilbab pada saat proses belajar mengajar dengan alasan untuk keseragaman pakaian sekolah dan syarat untuk mengikuti Mata Pelajaran kebudayaan daerah.
Pernyataan yang tidak masuk akal itu juga disampaikan oleh Sipri guru mata pelajaran olahraga yang mengharuskan siswa muslimah untuk melepaskan symbol keagamaan (jilbab) ketika pelajaran olahraga berlangsung, karena dapat menggagnggu keleluasaan siswa dalam beraktifitas. Pernyataan tak mendasar itu di benarkan oleh Roslana Guru Agama Islam pada SMKN 1 Komodo. Akibat dari pernyataan tersebut,keberadaan siswa muslimah di SMKN 1 Komodo Labuan Bajo di kucilkan dari pergaulan di mata para guru-guru yang beragama Kristen dan teman-temannya.
Ancaman pun berdatangan dari berbagai pihak, sebuah tindakan yang nyata-nyata melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap Muslimah yang minoritas di SMKN 1 Komodo Labuan Bajo. Peraturan dan tata tertib yang mendeskriditkan pun di keluarkan. Jika siswa Muslimah mematuhi peraturan dan tata tertib tersebut, konsekuensinya akan dikeluarkan dari sekolah atau di pindahkan. Bukankah ini di kategorikan sebagai pelanggaran terhadap undang-undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003 dan pelecehan terhadap HAM ?
Ya Allah, kuatkan iman dan istiqomahkan ikhtiar dari saudara/saudari kami yang tengah menghadapi tantangan dan coba an dalam menegakkan syariat-Mu.

Apakakah SAYA Seorang Muslim ?


Saudaraku,
Pengakuan sebagai seorang Muslim bukanlah klaim terhadap identitas, bukan pula klaim terhadap pewarisan dan penampilan. Ia adalah komitmen untuk menjalankan seluruh nilai-nilai luhur ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan. Muslim yang diharpkan adalah mereka yang tidak hanya meyakini dengan hati akan kebenaran Islam, dan bukan juga yang pandai beretorika mengucapkan kebenaran Islam dengan lisan, akan tetapi Muslim sejati yang di inginkan Islam adalah mereka yang mampu mengaplikasikan ajaran Islam dalam setiap gerak dan detak nafas mereka. Lalu, Seperti apakah untuk menjadi Muslim yang Ideal ? Menurut Fathi Yakan dalam Bukunya Komitmen Muslim Sejati, Muslim yang ideal adalah mereka yang mempunyai Aqidah yang kokoh, Ibadah yang baik dan memiliki akhlak yang bagus. Ketiga unsur menjadikan Muslim Ideal menjadi Inspirator keteladanan bagi orang-orang disekitarnya.

Saudaraku,
Rasulullah Muhammad SAW pada fase awal dakwahnya di Mekkah. Beliau menekankan dakwahnya pada masalah Aqidah . Tauhid dalam konsep ajaran Islam merupakan fondasi dasar bangunan ke Islaman sesorang. Kita harus yakin dengan penuh kesadaran bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak untuk disembah, serta yakin pula bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah

Ibadah dalam pandangan Islam adalah puncak ketundukan dan kepatuhan kepada Allah. Ibadah yang benar yang dapat diterima Allah adalah ibadah dengan niat yang ikhlas serta ibadah yang di lakukan adalah sesuai dengan perintah Wahyu.
Salah satu operasionalisasi ajaran Islam adalah terbentuknya karakter yang dalam bahasa agamanya adalah akhlak. Mengislamkan akhlak substansinya adalah operasionalisasi dari aqidah dan ibadah yang kita lakukan. Akhlak yang baik tentu buah dari keimanan kita kepada Allah, sebagai hasil dari ikhtiar aqidah dan ibadah kita.
Saudaraku,

Masihkah kita mengaku diri sebagai seorang Muslim ?, Masihkan kita bangga dengan Identitas ke Islaman kita ?, Masihkan kita Percaya kepada Allah dan Rasul-Nya sementara gaya hidup kita masih jauh dari petunjuk Wahyu-Nya?
Ya Allah hanya kepada Mu kami bersimpuh, memohon dan berharap
Sekirannya Engkau mengampuni segala Dosa ,Kesalahan dan kekhilafan kami

Oleh : Sumardi
Ketua Bidang Dakwah dan Kaderisasi
DPD PKS Manggarai Barat

Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilu Kada MABAR Menelan Korban

Pagi (9/6/2010) suasana kota Labuan Bajo nampak cerah, secarah harapan masyarakat bahwa pesta demokrasi yang baru di gelar (3/6/2010) dapat berlangsung aman, damai, jujur dan adil serta dapat memilih pemimpin yang memberikan Inspirasi keteladanan bagi yang di pimpinnya. Adalah pemandangan umum di pagi hari di Labuan Bajo. Lalu lalang anak sekolahan dan para pegawai kantor memadati jalan-jalan utama Kota Labuan Bajo. Sekitar pukul 09.00 WITA. Sejumlah massa yang menamakan diri gabungan dari tujuh paket peserta Pemilu Kada, mulai berdatangan dengan menggunakan kendaraan roda empat. Mereka merapat dan mendekati Aula Youth Center, tempat KPU Manggarai Barat melakukan rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Kada. Sementara itu, sejak pagi sejumlah aparat kepolisian dan Brimob dengan senjata lengkap sudah berjaga-jaga di sekitar Aula Youth Center. Pantuan kami, puluhan intel yang berpakain premanpun berkeliaran memantau jalannya aksi. Pada saat yang sama pemeriksaan terhadap sejumlah orang yang hendak masuk ke Aula Youth Center mulai di perketat di pintu gerbang. Hanya KPU, PPK, Wartwan dan saksi dari delapan paket yang diizinkan masuk untuk menyaksikan rekapitulasi penghitungan suara. Sekitar pukul 11.00 WITA, panas mentari pun mulai naik. Orasi-orasi para demonstran pun turut panas. Massa mendesak KPU Manggarai Barat agar proses rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Kada di tunda. Karena mereka menilai adanya indikasi kecurangan di sejumlah Desa Kecamatan Sanonggoang yang harus segera di selesaikan.
Sekitar pukul 11.30 WITA, massa aksi sudah tidak sabar lagi untuk merangsek masuk menemui KPU untuk membawa aspirasi mereka. Aksi saling dorong antara massa dengan aparat kepolisian tak terhindarkan. Lemparan batu dan kayu dari demonstran terbang bagai burung yang menyergap mangsanya. Merasa terkena lemparan batu, aparat kepolisian memberikan tembakan peringatan. Namun demikian tidak indahkan para demonstran, kondisi ini membuat polisi mengarahkan senjatanya kearah demonstran. Dan dalam hitungan detik Laus salah seorang demonstran tersungkur terkena peluru.
Laus, mungkin tidak pernah berpikir kalau dirinya tertembak diterjang peluru aparat kepolisian, saat dirinya dan teman-temannya melakukan aksi demonstrasi di depan Aula Youth Center Labuan Bajo . Nasib naas benar-benar datang menimpanya. Sebuah peluru keangkuhan kekuasaan aparat menerjang nyasar menyarang dibagian belakang pahanya. Darah begitu mengalir deras dari pahanya, semua orang saat itu terkesima dan terlarut kesedihan melihatnya. Dan anehnya, aparat kepolisian tidak menghantarnya ke Rumah Sakit terdekat. Seolah memberi kesan Rasain lho, terkena peluru gue. kemudian ia di gotong oleh teman-temannya ke rumah sakit Labuan Bajo untuk mengangkat peluru yang menyarang di pahanya. Hanya air mata yang mengalir membasahi pipi orang-orang disekitarnya. Aksi demonstrasi merupakan salah satu bentuk ekspresi mengemukakan pendapat yang di atur dalam ketatanegaraan Indonesia. Laus dan ratusan temannya datang menyampaikan pendapat dan hanya meminta KPU Manggarai Barat agar proses rekapitulasi penghitungan suaraf tunda, karena mereka menilai adanaya indikasi kecurangan yang mencedrai proses demokrasi di Manggarai Barat.

Semua kita barangkali berpikir, Laus adalah korban keganasan para elit politik yang memperebutkan tahta kekuasaan di Manggarai Barat. Laus hanya datang dari kampung nun jauh di sana, Pacar Kecamatan Macang Pacar ke Labuan Bajo yang tidak tau apa-apa. Mungkin ia di iming-imingi janji manis para politisi yang barangkali tidak mau mengakui kemenangan orang lain dan mencari-cari kesalahan rival politiknya. Sikap para politisi busuk seperti ini tentu belum matang dalam berpolitik.

Tidak hanya massa di luar Aula Youth Center yang panas. Beberapa saksi paket di dalam ruangan rapatpun rebut tak terkendalikan. Saksi meminta agar penghitungan suara pemilu kada di pending, karena adanya indikasi kecurangan. Adu jotos antara penyelenggara pemilu dengan saksi tak terelakkan. Karena kondisinya sudah kacau, pihak KPU menskorsing sidang hingga lima kali. Dan akhirnya sekitar pukul 15.00 WITA rekapitulasi penghitungan suara baru dimulai.
Siapapun yang terpilih dialah pemimpin kita, pemimpin yang dikehendaki rakyat melalui proses yang mungkin sedikit agak demokratis. Semua kita berharap bahwa pemimpin Manggarai Barat hendaknya menjadi Inspirator keteladanan bagi yang di pimpinnya bukan inspirator provokator.

Perolehan Suara Pemilu Kada Kabupaten Manggarai Barat
No PAKET PEROLEHAN SUARA PER KECAMATAN
1 PANJI 3.225
2 FIVA 29.401
3 MASHUR 12.968
4 YES 11.117
5 SAR 2.435
6 PALMA 3.243
7 DAMAI 14.863
8 GUSTI 34.972
SUARA SAH 112.284
Sumber : KPU Manggarai Barat

Oleh : Sumardi, S.Pd
Ketua Bidang Dakwah dan Kaderisasi
DPD PKS Manggarai Barat - NTT

Kita Harus Ciptakan Sejarah Masa Depan Kita


Kalau sejarah di identikkan dengan masa lalu yang di kenang oleh orang-orang masa kini, maka saatnya sekarang kita harus mampu menciptakan sejarah masa depan kita, untuk kemudian dikenang oleh generasi mendatang atau generasi sesudah kita. Selama ini mungkin kita hanya menjadi pembaca sejarah yang amat cerdas, maka sudah saatnya kita harus menjadi actor sejarah, kita harus mampu mengerahkan segala potensi yang kita miliki untuk menjadi pelaku sejarah.

Mungkin kita bertanya, peristiwa apa yang hendak kita cipta sehingga memiliki nilai sejarah yang amat monumental di masa mendatang ?. Tentu peristiwa yang hendak kita cipta adalah peristiwa yang memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitar kita , serta turut memberikan kontribusi bagi peradaban masa depan dengan rentetan peristiwa yang sengaja kita buat masa kini. Sehingga benarlah apa yang di sabdakan Rasulullah Muhammad SAW dalam sebuah hadistnya “khairunnas anfa’uhum linnas” sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat bagi yang lainnya. Hanya mereka yang memiliki ide-ide besar dan gagasan-gagasan besar yang akan bertahan dalam pergulatan sejarah, bukan meraka yang mambawa gagasan-gagasan kerdil yang dapat lenyap dalam lintasan sejarah.

Setiap zaman ada pahlawannya, setiap masa ada pembuat-pembuat sejarah. Sayyid Quthb rela mati di tiang gantung hanya untuk mempertahankan kebenaran di depan penguasa tiran, sehingga kemudian ia di kenang sebagai ideolog dan peletak pertama gerakan pembaharuan Islam abad 20, pemikiran-pemikirannya masih relefan dan menjadi refrensi kaum intellectual masa kini. Bung Karno dalam berbagai pidatonya mampu memberikan spirit semangat yang menggelora kepada bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan yang merupakan hak asasi setiap anak bangsa, hingga akhirnya 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan diri sebagai bangsa yang berdaulat. Bung Karno adalah pahlawan pada masanya, sehingga ia di kenang dengan Bapak Proklamator. Tidak hanya Bapak Proklamator sejarah menyematnya, karena pemikiran-pemikirannya yang amat cerdas, cemeralang dan revolusioner, sehingga sejarah masa kini pun menyebutnya dengan Bapak Revolusi. Dan sejarah adalah rentetan peristiwa masa lalu yang di kenang oleh orang-orang masa kini.

Oleh : Sumardi, S.Pd
Ketua Bidang Dakwah dan Kaderisasi
DPD PKS Manggarai Barat

Saatnya yang Muda Berbicara


Dalam sebuah pidatonya yang cukup fenomenal dan direkam oleh tinta sejarah perjuangan bangsa Indonesia Bung Karno sang Tokoh Proklamator RI pernah mengatakan “ Bawakan saya sepuluh orang pemuda niscaya saya akan mampu menggoncangkan dunia “
Munculnya harapan terkait tokoh muda untuk memegang tongkat kepemimpinan tidak terlepas dari adanya isu pembahuruan. Sepertinya masyarakat sudah jenuh dengan figure lama (status quo). Mereka merasa pergantian pemimpin dari tahun ke tahun sudah jumud dan membosankan, mereka butuh penyegaran. Kejenuhan ini memutar orentasi kepercayaan mereka untuk mencoba mencari pemimpin alternative. Disaat yang tepat munculah tokoh muda yang enerjik yang akhirnya menjadi tempat berlabuh harapan dan mimpi besar akan perubahan. Pemimpin muda yang enerjik tidak akan pernah muncul tanpa adanya ruang dan kesempatan yang panjang yang diberikan kepada tokoh muda.
Banyak wacana yang mempertanyakan kepemimpinan generasi muda terkait kemampuan mereka. Argumentasi yang sering dipakai adalah kalau figur lama saja belum mampu menyelesaikan masalah yang pelik apalagi mereka yang masih miskin pengalaman dan baru saja menjadi pemimpin. Namun demikian tidaklah arif, sekiranya wacana itu justru berputar lebih kencang, dari pada pemberian kesempatan dan dukungan pada generasi muda itu sendiri untuk membangun dan memimpin. Pemberian kesempatan adalah solusi yang tepat dan patut dilakukan sebagai upaya bersama membangun motivasi tokoh muda, untuk berkarya dari pada debat kusir masalah kemampuan yang tak lebih justru malah menjatuhkan mental dan menteror generasi muda secara psikologis.
Kesadaran akan perlunya daerah dan bangsa ini mulai percaya dan memberi kesempatan tokoh muda untuk memimpin harus mulai dibangun. Pemuda harus diberikan kesempatan dalam merealisasikan idealismenya terhadap perbaikan lingkungan strategis yang melingkupinya. Dan disinilah peran nyata tokoh muda sebagai agen perubahan social. Selama yang ini terjadi adalah munculnya psimisme pada tataran elit lama akan kemampuan kepemimipinan muda. Jadi, persoalanya bukan pada masalah kemampuan dan keunggulan dari tokoh muda untuk memimpin. Namun, lebih dari pada tidak diberikannya pilihan yang luas kepada public secara konsisten untuk memilih tokoh muda sebagai pemimpin. Untuk menjawab teka-teki dari generasi status quo, pemuda harus mampu memberikan jawaban empiris intellectual secara rill. Pemuda harus mampu menjadi dinamiator di tengah masyarakat dan menjadi motivator bago orang-orang disekitarnya

Oleh : Sumardi, S.Pd
Ketua Bidang Dakwah dan Kaderisasi
DPD PKS Manggarai Barat