Selasa, 14 Desember 2010

PKS MABAR Bantu Korban Banjir Siru

DPD PKS Manggarai Barat memberikan bantuan beras kepada 40 KK korban banjir di Dusun Ngalor Kalo Desa Siru Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat. Demikian di ungkapkan Sumardi, S.Pd Ketua DPD PKS Manggarai Barat. Selain Ketua DPD PKS Manggarai Barat kegiatan tersebut, juga hadir dua anggota DPRD dari PKS Manggarai Barat Syakar A. Jangku, M.Si dan Rusding SE. DPD PKS Manggarai Barat di terima secara adat oleh H. Mustafa Ibrahim Tu’a Golo Siru bersama warga dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.

Pada kesempatan tersbut H. Syamsudin, S.PdI, salah seorang tokoh masyakat Dusun Ngalor Kalo, meminta kepada DPRD untuk memperhatikan kondisi dusunya yang hampir setiap tahun terancam banjir. Ia juga meminta agar di lakukan pengerukan dan pelebaran terhadap sungai Kalo mengingat sungai tersebut sudah dangkal akibat tumpukan material banjir. Di samping itu, masyarakat juga berharap sekiranya pemerintah dibuatkan tanggul sepanjang sungai yang di huni warga.

Menanggapi permintaan tersebut, Syakar A. Jangku, M.Si mengatakan dirinya bersama Rusding, SE dan beberapa anggota DPRD Dapil Lembor akan membahas persoalan ini di tingkat dewan. Bahkan, Syakar A. Jangku, M. Si yang juga merupakan anggoata Komisi DPRD Kabupaten Manggarai Barat berjanji, akan mengkomunikasikan persoalan tersebut pada Drs. Agustinus Ch Dulla, Bupati Manggarai Barat. Banjir yang terjadi pada hari Jum’at (10/12/2010) disebabkan meluapnya sungai Kalo setelah di guyur hujan sepanjang hari. Tidak ada korban jiwa dalam bencana naas tersebut. namun sekitar 50 rumah warga banjir setinggi lutut orang dewasa. [smr]

Hambatan Psikologis Pemimpin PKS MABAR

oleh : Sumardi, S.Pd [Ketua DPD PKS Manggarai Barat]
Semua orang, apapun latar belakangnya, pekerjaannya, disiplin ilmu yang digelutinya dapat menjadi pemimpin. Namun begitu jadi pemimpin, ia harus bisa beradaptasi dengan tuntutan tugas barunya. Tantangan ketua PKS Mangarai Barat yang paling utama adalah ia harus berpikir, berbicara dan bertindak menjadi seorang ketua PKS Manggarai Barat. Bukan lagi ia berpikir, berbicara dan bertindak layaknya anak ingusan yang masih belia. Menjadi pemimpin pada usia yang relatif muda memang memiliki kendala psikologis yang teramat berat. Ia tidak hanya di hadapkan dengan teman seusia dan sebaya dalam perjuanganya. Tapi ia juga dihadapkan dengan mereka yang memiliki wawasan pengetahuan yang luas , memiliki pengalaman empiris yang amat mendalam.

Tapi tidak kemudian ia terlarut jauh dalam hambatan psikologis itu. Ia harus memiliki tekad untuk melakukan akselerasi pembelajaran dalam segala hal. Termasuk dalam keberanian untuk mengambil keputusan. Kaliber seorang pemimpin dapat di ukur dari kemampuannya dalam mengambil keputusan. Keberanian seorang pemimpin dapat diukur dari resiko yang diambilnya. Kalau resikonya kecil, maka keputusannya biasa-biasa saja. Tapi, kalau resikonya besar, baru keputusan itu dianggap berani. Pemimpin yang tidak pernah mengambil resiko dalam setiap keputusan tidak akan mencapai prestasi besar.

Menjadi tua itu pasti. Tapi, menjadi dewasa itu mungkin pilihan. Menjadi pemimpin pada usia belia, membuatnya untuk terus belajar menjadi orang dewasa, yang bijaksana dalam setiap tindakan, dan tepat sasaran dalam setiap keputusan. Dan sebetulnya, disinilah kepemimpinan muda akan teruji, akankah mereka mampu mengejewantahkan idealisme intelektualnya untuk kemudian menyapa realitas masyatakat ?. Konsep, gagasan, dan ide anak-anak muda di sini akan teruji. Akankah mereka mampu memberikan kekuatan pada alam pikiran untuk kemudian merubahnya menjadi tindakan nyata ?. Hanya waktu yang akan menjawab.

Ide Kecil Membangun PKS MABAR

Oleh : Sumardi, S.Pd [Ketua DPD PKS Manggarai Barat]

Musyawarah Daerah DPD PKS Manggarai Barat sudah usai. Tentu, ada banyak harapan yang di emban pemimpin terpilih. Setidaknya harapan itu, PKS Manggarai Barat harus sedikit lebih baik dari periode kepengurusan sebelumnya, atau ada semacam akselerasi perubahan di tubuh Partai Dakwah tersebut. Pemimpin terpilih harus mampu melanjutkan program-program yang sudah di desain kepengurusan sebelumnya. Tidak hanya itu, pemimpin terpilih juga harus mampu melakukan inovasi-inovasi dan terobosan-terobosan baru dalam mengkreat program sesuai kebutuhan masyarakat.

Tantangan kepengurusan kedepanya memang teramat berat.Dan oleh karenanya, harus segera melakukan Konsolidasi Personal dan Konsolidasi Struktural. Konsolidasi personal dilakukan guna mempersiapkan sumber daya kader yang tangguh untuk mendukung dan menopang semua program partai. Kader Partai harus di beri pemahaman yang utuh, agar mereka bekerja maksimal dan dengan niat yang ikhlas serta mengharap ridho Allah. Konsolidasi struktural di maksudkan guna mempersiapkan struktur partai hingga ke tingkat desa sebagai ujung tombak perjuangan. Untuk mewujudkan akselerasi perubahan yang di maksud, setidaknya ada beberapa hal yang mesti dilakukan kepengurusan periode 2010 – 2015, di antaranya :

Pertama Memperkuat Struktur Partai. Ini di lakukan dengan segera melakukan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Ranting, untuk melakukan restrukturisasi atau reposisi kepengurusan di tingkat Kecamatan dan tingkat Desa

Kedua Membangun Jaringan Sosial. Adanya upaya dari kader pada semua level struktur untuk dapat mengintegrasikan diri kedalam berbagai kegiatan masyarakat dan turut berperan aktif dalam merencanakan maupun dalam pelaksanaan kegiatan. Kaser PKS harus mampu membangun komunikasi dengan simpul-simpul kekuatan masyarakat, seperti tokoh agama, tokoh budaya, tokoh pemuda, tokoh perempuan, ormas, LSM, dan kalangan pers. Di sinilah kemampuan komunikasi massa dan kelihaian diplomasi kader PKS teruji. Ide, gagasan, pemikiran, dan konsep-konsep kader PKS harus mampu mempengaruhi pola pikir simpul-simpul kekuatan masyarakat tersebut.

Ketiga Mensosialisasikan PKS sebagai Partai Terbuka. Munas ke-2 PKS mempertegas kembali bahwa, PKS adalah partai terbuka. Tidak ada lagi sekat-sekat primordialisme, etnis, budaya, ras dan agama dalam PKS. PKS terbuka bagi semua golongan dan agama. Siapa saja boleh menjadi orang PKS selama ia mengikuti dan mematuhi aturan main yang telah di tetapkan PKS.

Keempat hilangkan kesan ekslusivisme. Ekslusivisme, masih menutup diri dari pergaulan sosial mungkin di antara tantangan yang harus segera di jawab oleh kader PKS. Dalam pandangan banyak orang, PKS masih berkutat membentuk keshalihan individu, mereka belum melampau jauh dalam upaya membentuk keshalihan sosial. Dan oleh karenanya, pergaulan kita jangan hanya di antara sesama kader saja. Yakinlah bahwa, di luar sana masih banyak orang yang ingin bergabung dengan PKS.

Kelima memabangun relasi dengan Pers. Membangun relasi dengan pers adalah sebuah keharusan bagi PKS. Media memiliki peran yang strategis untuk mensosialisasikan program, ide, gagasan dan pemikiran-pemikiran kader PKS. Tidak hanya itu, media juga merupakan salah satu sarana untuk merekayasa ketokohan kader. Setidaknya, dalam satu tahun tiga atau empat kali program, ide, gagasan dan pemikiran-pemikiran kader PKS atau isu-isu aktual yang di daerah harus di respon oleh PKS untuk kemudian di muat di Pos Kupang atau Suara Flores. Dan oleh karenanya, PKS harus mengalokasikan anggaran khusus untuk pers

Gagasan-gagasan di atas tidak akan dapat menyapa realita. Ide-ide tersebut tidak akan wujud menjadi tindakan nyata, jika tidak adanya kemauan yang kuat dan tekad yang membaja untuk merealisasikannya dari kader-kader PKS. Ia akan menjadi realitas jika terbentuk team work yang kuat, semangat pengorbanan yang tinggi dan landasi dengan kerja ikhlas dari kader PKS pada semua level strukur. Dengan penuh kesadaran yang mendalam. Saya yakin dan percaya bahwa gagasan-gagasan dan ide-ide di atas masih jauh dari kesmpurnaan. Dan oleh karenanaya, masukan-masukan ataupun kritikan-kritkan yang konstrktif dari kita semua sangat kami harapkan


PKS Bukan Sekedar Partai Politik

Wawancara dengan Syakar A. Jangku, M.Si [Anggota DPRD PKS MABAR]
Menjelang MUSDA II PKS Manggarai Barat



Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bukan hanya sekedar Partai Poltik an sich, seperti partai-partai politik pada umumnya. Tapi ia juga adalah partai Dakwah, yang mengajak masyarakat untuk terus melakukan kebaikan serta mencegah kemungkaran dan praktek-praktek KKN yang dapat merusak tatanan kehidupan bermasyarakat. Dan bagi PKS, politik-kekuasaan bukan merupakan tujuan akhir dari perjuangannya. Tapi politik-kekuasaan dalam persepektif PKS, hanya sarana perjuangan dalam kerangka mewujudkan masyarakat yang madani, adil dan sejahtera. Dan kader PKS harus benar-benar memahami ini. Demikian di ungkapkan Syakar A. Jangku, M.Si, Anggota DPRD PKS Manggarai Barat.

Masyarakat Madani yang di dambakan PKS, dalam pandangan Sykara A. Jangku, M.Si adalah masyarakat yang berperadaban tinggi dan maju, yang berbasiskan pada nilai-nilai, norma, hukum dan moral yang di topang oleh semangat keimanan, menghormati pluralitas, terbuka dan demokratis dengan mengedapankan asas keadilan.

Untuk memerangi keterbelakangan, kemisikinan dan praktek-praktek KKN, harus ada langkah-langkah strategis dan kemauan politik dari politisi PKS. Dan pada saat yang sama, PKS menyadari bahwa membangun Manggarai Barat yang multi etnik, agama ras dan budaya, tidak bisa di lakukan oleh sekelompok golongan tertentu saja. Dan oleh karenanya, membangun diskusi dan komunikasi dengan para politisi-politisi lain adalah sebuah keharusan yang harus di lakoni para politis PKS dalam upaya memerangi keterbelakangan, kemiskinan dan praktek-prakte KKN.

Lebih jauh Syakar A. Jangku, M.Si, mengatakan, PKS Manggarai Barat kedepannya harus terus melakukan komunikasi dengan tokoh-tokoh, simpul-simpul kekuatan umat, ormas-ormas Islam. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menyatukan potensi umat dan cara pandang umat dalam melihat realitas umat saat ini. PKS Manggarai Barat harus mampu menjadi lokomotif persatuan umat. PKS harus mampu menjadi problem solver ummat dan masyarakat pada umumnya, kehadirannya harus mampu membawa keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Kepemimpinan PKS yang di harapkan Syakar A. Jangku, M.Si kedepannya, haruslah yang memiliki cara pandang yang komperhensif dalam menata organisasi secara profesional. Konsolidasi personal dan struktural harus menjadi agenda politik Pemimpin PKS kedepannya. Di samping itu Syakar A. Jangku, M.Si juga berharap, pemimpin PKS juga harus memiliki inovasi berpikir, kreatif dalam mengkreasi program serta cepat dalam menanggapi persoalan umat