Jumat, 24 September 2010
Senin, 20 September 2010
Anton Bagul dan H. Asis Peletak Dasat Paket Perpaduan MABAR
Oleh : Sumardi, S.Pd
Ketua Bidang Dakwah dan Kaderisasi
DPD PKS Manggarai Barat
Itu hanya eksperimen politik. Atau mungkin yang sedikit lebih ekstrim, mereka terlalu berani untuk mengusung paket perpaduan. Atau mungkin mereka bicara, bahwa figur Muslim yang di usung, belum merupakan represntatif perwakilan umat Islam. H. Abdul Asis belum di kenal banyak kalangan , atau sumber daya H. Abdul Asis, masih standar di bawah rata-rata. Atau bisa saja mereka mengatakan, Anton Bagul salah memilih orang, atau juga sebaliknya, Anton Bagul lah penyebab kekalahan itu, karena ia adalah tokoh yang banyak cacatnya. Sedertan ungkapan ini menjadi wacana public, ketika Paket DAMAI gagal melaju ke tahta kekuasaan pada pemilukada kemarin.Ketua Bidang Dakwah dan Kaderisasi
DPD PKS Manggarai Barat
Namun, ceritanya mungkin berbeda, ketika paket DAMAI, mendapatkan legitimasi rakyat, untuk duduk di tampuk kekuasaan. Orang-orang mungkin berkata, memang sekaranglah saatnya kita memimpin, sekaranglah saat yang tepat bagi kader Muslim untuk menjadi bagian dari pengambil kebijakan dalam pembangunan Manggarai Barat. Atau sekaranglah saatnya, daerah ini di pimpin oleh dua komunitas besar, Islam dan Katolik, pesisir kepulauan dan daratan pedalaman.
Itulah logika politik kekuasaan, ketika ia menang dalam bertarung, ia di puji dan di hargai. Ia di agung-agungkan dan di hormati. Tapi, ketika ia kalah dalam komptesi, ia di hujat dan di marginalkan. Paket DAMAI memang sudah kalah, tapi satu hal pasti bahwa, secara psikologis, nilai tawar umat islam, sudah mulai di bangun dan di perhitungkan di mata politisi-politisi lain. Politisi-politisi lain akan berpikir panjang dalam kompetesi 2015 mendatang.
Setidaknya Paket DAMAI sudah meletakkan fondasi perpaduan, perpaduan antara dua komunitas besar Islam dan katolik. H. Abdul Asis, telah menancapkan akar bangunan sejarah perpolitikan Islam Manggarai Barat. Ia sudah menunaikan tugas-tugas sejarahnya, dialah peletak dasar paket perpaduan di Manggarai Barat. Dan ia akan tetap terrekam dan di catat sejarah, sebagai orang yang berani tampil sebagai aktor sejarah. Lalu bagaimana dengan kita ?
Minggu, 19 September 2010
Umat Islam MABAR Menanti Janji Gusti Dulla
Gusti Dula sudah di lantik. Ia adalah Bupati yang di kehendaki rakyat Manggarai Barat. Kemenangan yang di dapat, tentu melalui proses yang amat panjang dan tentu melelahkan. Panjang dan melelahkan, karena menguras semua energy berpikir, untuk mensiasati kemenangan. Merekayasa kemenangan itu, juga tidak hanya mengerahkan energy berpikir, tapi ia juga membutuhkan financial yang kaut, sebagai dinamisator untuk memobilisasi dukungan massa. Ya, tepatnya mengerahkan semua petensi dan sumber daya.
Terlepas dari semua itu, takdir kemenangan nampaknya memang ada di tangan Gusti Dula . Gusti telah memulai pekerjaan sejarahnya, ia telah mulai menancapkan kerangka sejarahnya, dan menciptakan peristiwa-peristiwa sejarah kepemimpinanya. Tapi satu hal yang perlu kita ingat bersama, bahwa kemenangan Gusti tidak terlepas dari dukungan tokoh-tokoh Islam, bahkan kalau sedikit kita angkat kepala, umat Islam merupakan penentu kemenangan Gusti. Argumentasi ini rasanya cukup kuat, jika kita melihat basis-basis kemenangan Gusti. Hampir di semua basis-basis muslim, perolehan suara paket Gusti cukup signifikan.
Meski secara politik partai-partai Islam tidak mendukung paket Gusti.Tapi suara umat Islam, juga terbilang luar biasa memilih Gusti. Gusti Dula nampaknya tokoh yang teramat fenomenal. Fenomenal karena memang kepribadiannya sangat integratif. Keterpaduan santun dan rendah hati membuatnya di senangi banyak orang. Di senangi kawan, di segani lawan. Dalam mendukung Gusti, tentu ada komitmen-komitmen yang di bangun antar tokoh-tokoh Islam dengannya. Komitmen-komitmen itu, setidaknya dalam membangun Manggarai Barat lima tahun kedepan, Gusti memperhatikan kepentingan umat Islam, dengan mengedepankan asas keadilan dan pemerataan dalam kebijakan pembangunan. Tidak hanya itu, komitmen-komitmen yang di bangun, setidaknya satu atau dua orang SKPD di pimpin oleh kader Islam.
Saya, dan mungkin kita semua mendegar bahwa, salah satu entry point komitmen itu, adalah Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan di pimpin oleh kader Islam. Dan untuk itu, umat Islam sudah mempersiapkan kadernya yang cukup potensial. Ia adalah kader umat yang terbaik. Latar belakang pengetahuan dan disiplin ilmunya, memperkuat bargainingnya. Keterpaduan pengelaman birokrasi dan emepiris, membuatnya tepat dan layak untuk menduduki jabatan Kadis Perikanan dan Kelautan. Dan memang selayaknya orang Islam, harus di urus oleh orang Islam. Karena yang mengetahui kondisi ril keberadaan umat Islam, hanya sesama Islam. Mengurus Perikanan dan Kelautan, sama halnya dengan mengurus Islam. Karena memang hampir semua nelayan yang ada di Manggarai Barat, adalah orang Islam. Dan kader potensial itu adalah Ir. Abdurahman, M.Si.
Kabinet Gusti memang belum terbentuk, saya dan semua kita tentu berharap bahwa, cabinet yang akan terbentuk nantinya, ada deretan nama-nama kader Islam potensial yang duduk di birokrasi pemerintahan Gusti. Dan satu lagi, nama Abdurrahman adalah salah satu dari deretan nama tersebut, dalam posisinya sebagai kepala Dinas Perikanan dan Kelautan. Sekali lagi, kini Gusti sudah di lantik. Dan kita, menanti janji-janji dan komitmen-komitemennya.
Terlepas dari semua itu, takdir kemenangan nampaknya memang ada di tangan Gusti Dula . Gusti telah memulai pekerjaan sejarahnya, ia telah mulai menancapkan kerangka sejarahnya, dan menciptakan peristiwa-peristiwa sejarah kepemimpinanya. Tapi satu hal yang perlu kita ingat bersama, bahwa kemenangan Gusti tidak terlepas dari dukungan tokoh-tokoh Islam, bahkan kalau sedikit kita angkat kepala, umat Islam merupakan penentu kemenangan Gusti. Argumentasi ini rasanya cukup kuat, jika kita melihat basis-basis kemenangan Gusti. Hampir di semua basis-basis muslim, perolehan suara paket Gusti cukup signifikan.
Meski secara politik partai-partai Islam tidak mendukung paket Gusti.Tapi suara umat Islam, juga terbilang luar biasa memilih Gusti. Gusti Dula nampaknya tokoh yang teramat fenomenal. Fenomenal karena memang kepribadiannya sangat integratif. Keterpaduan santun dan rendah hati membuatnya di senangi banyak orang. Di senangi kawan, di segani lawan. Dalam mendukung Gusti, tentu ada komitmen-komitmen yang di bangun antar tokoh-tokoh Islam dengannya. Komitmen-komitmen itu, setidaknya dalam membangun Manggarai Barat lima tahun kedepan, Gusti memperhatikan kepentingan umat Islam, dengan mengedepankan asas keadilan dan pemerataan dalam kebijakan pembangunan. Tidak hanya itu, komitmen-komitmen yang di bangun, setidaknya satu atau dua orang SKPD di pimpin oleh kader Islam.
Saya, dan mungkin kita semua mendegar bahwa, salah satu entry point komitmen itu, adalah Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan di pimpin oleh kader Islam. Dan untuk itu, umat Islam sudah mempersiapkan kadernya yang cukup potensial. Ia adalah kader umat yang terbaik. Latar belakang pengetahuan dan disiplin ilmunya, memperkuat bargainingnya. Keterpaduan pengelaman birokrasi dan emepiris, membuatnya tepat dan layak untuk menduduki jabatan Kadis Perikanan dan Kelautan. Dan memang selayaknya orang Islam, harus di urus oleh orang Islam. Karena yang mengetahui kondisi ril keberadaan umat Islam, hanya sesama Islam. Mengurus Perikanan dan Kelautan, sama halnya dengan mengurus Islam. Karena memang hampir semua nelayan yang ada di Manggarai Barat, adalah orang Islam. Dan kader potensial itu adalah Ir. Abdurahman, M.Si.
Kabinet Gusti memang belum terbentuk, saya dan semua kita tentu berharap bahwa, cabinet yang akan terbentuk nantinya, ada deretan nama-nama kader Islam potensial yang duduk di birokrasi pemerintahan Gusti. Dan satu lagi, nama Abdurrahman adalah salah satu dari deretan nama tersebut, dalam posisinya sebagai kepala Dinas Perikanan dan Kelautan. Sekali lagi, kini Gusti sudah di lantik. Dan kita, menanti janji-janji dan komitmen-komitemennya.
Langganan:
Postingan (Atom)